Tangkal Kenakalan Remaja dengan Kewaspadaan dan Pendidikan Agama


Lihat, amati dan selami lingkungan sekitarmu. Koreksilah persepsi dan tindakanmu. Apakah telah sesuai dengan nilai dan norma masyarakat dan agama? Atau justru sebaliknya, menabrak nilai dan norma tersebut.
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Banyak perubahan yang dialami oleh seseorang ketika memasuki masa remaja. Mulai dari perubahan fisik dan psikis. Selain masa lima tahun pertama, usia emas adalah ketika anak memasuki masa remaja. Yang menurut ahli perkembangan psikologi remaja, rentang usia remaja pada kisaran 12- 21 tahun.
Remaja, adalah saat banyak hal terjadi dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan masa remaja. Mengapa? hal itu disebabkan pengaruh lingkungan, baik keluarga atau lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan sosial masyarakat. Dukungan dan bimbingan dari kedua lingkungan tersebut akan memberikan bekal maksimal terhadap tumbuh-kembang anak. Terutama pada masa remaja.
Belakangan ini, di beberapa daerah di Indonesia makin banyak muncul fenomena kenakalan remaja. Tentu saja yang paling menghebohkan adalah pertikaian geng motor di Jakarta. Sebab, dari pertikaian tersebut menyebabkan beberapa korban meninggal dan mengalami luka parah. Dan ternyata, keberadaan geng (kelompok) remaja tersebut telah menjalar ke daerah-daerah lain, termasuk di Kabupaten Lamongan.
Meski tak separah dan berbahaya seperti di Jakarta, namun kenyataan tersebut juga mengkhawatirkan. Efeknya tak hanya dialami oleh remaja yang terlibat dalam kelompok-kelompok tersebut. Namun, berpengaruh terhadap lingkungan tempat remaja itu berada. Bisa di sekolah, rumah dan lingkungan pergaulan antar teman-temannya.
Munculnya kelompok-kelompok remaja itu dipengaruhi oleh dua faktor, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu berasal dari diri remaja itu sendiri. Maksudnya, dari awal anak sudah tidak mempunyai pemahaman yang baik tentang nilai dan moralitas. Keluaga dan lembaga pendidikan juga belum mampu memberikan penanaman akhlak dan moralitas.
Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang berasal dari luar diri remaja tersebut. Maksudnya, Anak sudah mendapat pengaruh buruk dari lingkungan. Misalnya, lewat teman pergaulan di lingkungan sekolah atau di lingkungan luar sekolah. Pengaruh dan ajakan teman inilah yang seringkali tak mampu ditolak oleh anak pada usia remaja.
Pergaulan yang salah akan memicu anak remaja terperosok ke dalam kubangan kenakalan remaja. Hal itu disebabkan oleh lemahnya akhlak yang menyebabkan anak remaja itu bisa melakukan tindakan negatif. Disamping itu, pertengkaran yang sering terjadi antar kedua orang tua, diri sendiri  dan lingkungan setempat juga menjadi penyebab kenakalan remaja. Namun, terkadang orang tua kurang peduli terhadap kondisi anaknya. Oleh karenanya, sangat dianjurkan kepada orang tua agar memantau segala kegiatan yang dilakukan oleh anaknya. Terutama ketika dengan teman remajanya di luar lingkungan sekolah.
Selain pemantauan dan perhatian dari orang tua dan keluarga, tempat pendidikan anak juga perlu mendapat perhatian serius dari orang tua. Orang tua dapat mendidik anaknya dengan mengenalkan pada dunia pesantren. Pendidikan dengan penanaman nilai keislaman di pesantren akan mendorong anak untuk memperdalam dan mencintai ilmu agama.Walaupun asalnya anak itu tumbuh dalam lingkungan yang kurang baik, apabila dari kecil anak sudah mendapatkan pendidikan yang baik, maka anak tersebut akan waspada dalam menjaga pergaulannya.                                                            
Apabila dari kecil pendidikan anak sudah lemah atau bahkan tidak mendapat pendidikan yang selayaknya, maka anak tersebut tidak dapat membatasi dan mengontrol pergaulannya. Dan yang tak kalah penting bahwa dalam hal itu, semua pihak yang bersangkutan ikut bertanggung jawab ketika kenakalan remaja muncul. Keterlibatan berbagai pihak itu akan mempercepat pemulihan kenakalan remaja, juga membatasi kenakalan tersebut menjalar pada teman-teman lainnya.
Jika keterlibatan tersebut tak dilakukan, akibatnya anak akan sangat berpeluang salah memilih pergaulan.  Akibat lainnya, anak tersebut akan meninggalkan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya. Kebaradaannya akan menimbulkan persoalan bagi orang disekitarnya. Salah bergaul juga dapat mengarahkan anak pada hal yang negatif seperti: malas untuk belajar, melakukan kegiatan tak bermanfaat, berperilaku meresahkan dan merugikan orang lain.
Untuk menghidari salah salah pergaulan tersebut anak remaja dapat menyibukkan diri dengan hal-hal yang bisa bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Agar hasilnya lebih maksimal, orang tua harus bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mendidik anaknya dengan serius.
Orang tua juga harus menjaga hubungan dengan harmonis antara anak dan orang tua. Selain itu, orang tua juga harus dapat menyelesaikan masalah anak dengan cara yang positif yang sekiranya dapat dijadikan anak sebagai contoh untuk menyelesaikan masalah yang akan terjadi. Dan apabila orang tua menyelesaikan masalah anak dengan cara negatif, maka akan mengarahkan pada kekerasan fisik.
Tetapi menurut pengamatan yang dilakukan oleh pihak kepolisian di Kecamatan Karanggeneng, bahwasanya tingkat kenakalan remaja pada saat ini cenderung menurun. Karena saat ini pihak kepolisian telah melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengurangi kenakalan remaja. Karena itu, semua masalah tak perlu diselesaikan dengan jalan kekerasan.
Menurut Briptu Suroso, dari Polsek Karanggeneng, mengemukakan, jika keluarga melakukan kekerasan terhadap anak, maka kepolisian akan bertindak tegas sesuai dengan apa yang tertulis dalam UU No. 23 Tahun  2002  Tentang Perlindungan anak. Secara hukum orang tua akan mendapatkan hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, anak akan kehilangan kasih sayang dari orang tua.
Anak akan semakin melawan dan memberontak jika pola pendidikan orang tua dengan pendekatan kekerasan. Sifat yang justru muncul ketika orang tua melakukan pendekatan kekerasan terhadap anak, maka anak akan berontak, anak tersebut akan mencari sensasi yang cendeung negatif untuk pelampiasan kekesalannya. Dari tawuran, minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan sex bebas.
Masyarakat atau lembaga sosial yang ada didalamnya ikut serta berpartisipasi dalam mengatasi kenakalan remaja itu. Beberapa  program harus bertujuan mencegah terjadinya kenakalan remaja, diantaranya dengan ikut organisasi yang bermanfaat, berolah raga yang disukai dan kegiatan lainnya yang mendorong anak untuk melakukan kegiatan yang positif. Dengan mengadakan beberapa kegiatan tersebut akan mengarahkan kelompok remaja untuk melupakan fikiran negatif. 
Oleh karena itu, diharapkan kepada orang tua, guru, pemerintah dan semua pihak yang peduli dan terlibat dengan keberadaan ramaja agar bekerja sama dalam menanamkan nilai moral, agama, budaya, sosial dan menjaga lingkungan sekitar dengan sebaik mungkin. Agar tercipta kehidupan yang rukun, aman,damai dan sejahtera.   
(Pipit, Nurcahyati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Komentarya ya