Menunggu dalam Penantian

Seiring pertambahan usia yang ada pada seorang insan,maka semakin dituntutlah kedewasaannya. Memang tidak sedikit pula orang-orang yang memiliki usia dewasa, namun memiliki pemikiran masih anak-anak remaja, hal ini akan terlihat dari caranya dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan hidup. Benarlah kata seorang guru bahwa tua itu pasti, namun dewasa adalah pilihan..

Terinspirasi dari sahabat yang sedang galau dalam memilih dan menanti sang pujaan hati, maka tulisan ini aku buat untuk mereka. Sebelumnya syukron ya bagi sahabatku yang sudah menginspirasi, dan  bagi siapapun yang merasa saja..

Untukmu yang sedang dalam proses “menjaga” dan berharap tuk senantiasa dalam penjagaan-NYA, semoga Allah senantiasa meneguhkan dan memberikan kesiapan semuanya dalam menghadapi waktu yang tepat menurut-NYA, sehingga indah pada saatnya..

Saat komitmen terhujam dalam proses “menjaga” maka hal ini merupakan keputusan yang besar dan sungguh tidak mudah. Karena tantangan kedepannya, bukan lagi mengenai diri sendiri melainkan paradigma dilapangan, begitu  banyak yang menghalalkan pacaran dan disisi lain ada pula yang berkomitmen “menjaga” untuk tidak melakukannya. Memang hidup adalah pilihan

Dan  benar, semakin beranjak usia dari remaja menuju dewasa, maka akan banyak hal baru yang ditemukan serta kompleksitas permasalahan yang dihadapi pun semakin beranekaragam. Disaat-saat seperti itu, maka sunatullahnya seorang insan membutuhkan sahabat sharing, dan hal ini sangat penting.  Mengapa? Karena selain manusia diciptakan sebagai makhluk individu, manusia pun diciptakan sebagai makhluk social yang membutuhkan interaksi dengan orang lain dan membutuhkan perhatian, pengertian serta kasihsayang sehingga terbentuklah individu yang lebih baik karena orang-orang tersayang yang selalu disampingnya. Bukankah Adam pun tak dapat hidup tanpa Hawa

Ada kata-kata dari seorang guru kehidupanku, beliau berkata dalam bahasa sunda, jika hubungan dua insan dimulai dengan “bobogohan” (pacaran) maka berajak ke “ninikahan”(nikah) dan selanjutnya menghasilkan “aanakan”(anak yang dianggap mainan), beliau menyimpulkan bahwa semua alurnya dimulai dari “boongan” maka akan mudah untuk mengakhirinya serta menghasilkan anak yang seperti mainan dan kurang perhatian, sehingga tidak sedikit di masyarakat ini yang bercerai karena permulaannya dimulai dengan kebohongan.. wallahu a’lam

Kembali lagi dengan konteks “menjaga”, sungguh tidaklah mudah. Karena dengan “menjaga” ini, artinya banyak hal yang harus dipersiapkan diantaranya niat yang kuat, hati yang tulus,ilmu,harta dan cinta yang didasarkan pada sang  Maha Cinta,,,

“menjaga” dan “menunggu” memang bukanlah suatu kegiatan yang menyenangkan. Namun, jika disikapi dengan bijak,keduanya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam “mempersiapkan”. Kata ustad salim.A fillah, Kerenkan Diri menunggu pujaan hati hingga Happy Ending full Barokah,,

“menjaga” dalam hening dan diam, Sehingga saat waktu itu tiba, siaplah semuanya…
Hingga suatu saat nanti teriringlah lafadz janji suci diantara keduanya, dan bersatulah mereka, berlabuh dan merangkai mimpi bersama, bagai sebuah kapal yang siap berlayar dengan semua perbekalan yang mencukupi yang siap menembus badai,angin serta ombak di lautan. Saling melengkapi dan melangkah bersama dengan segala kekurangan yang ada pada keduanya.  Bagai untaian nada-nada yang dihasilkan oleh gesekan  biola meskipun kedua permukaannya kasar namun setelah di satukan menghasilkan nada yang begitu indah.

Semangat mempersiapkan… dan sambut waktunya nanti dengan penjagaan dan kefitrahan cinta karena saling menjaga karena-NYA.. Barakallahu fiik!

Teriring sebuah untaian lagu:
Bila yang tertulis oleh-NYA, engkau  yang terpilih untukku
Telah terbuka hati ini menyambut cintamu
Disini segalanya kan kita mulai mengukir buaia rindu yang tersimpan dulu tuk menjadi nyata dalam hidup bersama
Selamat datang di separuh nafasku..
Selamat datang.. dipertapaan hatiku..
Izinkan aku, tuk mencintaimu menjadi belahan didalam jiwaku..
Ya Allah, jadikanlah ia pengantin sejati didalam hidupku..izinkan aku..
Wahai yang dicinta telah kurela hadirmu temani relung hatiku, simpanlah jiwaku dalam doamu
nafasku dalam hidupmu kan ku jaga setiamu
Izinkan aku, tuk mencintaimu jadi belahan didalam jiwaku,,
Ya Allah,,Jadikanlah ia, pengantin sejati didalam hidupku,,izinkan aku..
Apapun adanya dirimu, kukan coba tetap setia
Begitu pula dirimu terimalah dengan apa adanya..
(Belahan Jiwa, Maidany)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Komentarya ya