Sejarah Wisata Air hangat Brumbung Lamongan


Brumbung, Air Hangat dan Sumpah Dewi Sekar Sari
Oleh :Abdullah faqih, S.Pd.I.

Apa yang pertama kali teringat ketika mendengar kata Brumbung disebut? Salah satu yang terbanyak adalah pemandian air hangatnya. Selain pemandangannya yang menarik, udara yang sejuk, wisata Brumbung kesohor karena ada sumber air panas di Desa Brumbung, Kecamatan Paciran, Lamongan tersebut.
Hangatnya air dari sumber dari perut bumi Brumbung terasa makin sempurna dengan pemandangan alam yang sangat indah, bebatuan yang alami dari gunung tersebut. Bahkan air hangat tersebut dipercaya bisa digunakan untuk media pengobatan. Mulai dari penyembuhan penyakit kulit, pegal-pegal dan rasa penat. Hal itu makin menggiring banyak orang untuk mengunjungi Wisata air hangat Brumbung. Brumbung juga baik untuk berteduh dan menenangkan hati. Air pemandian hangat itu terus mengalir dan tidak habis atau kering walau kemarau panjang. 
Brumbung, sebelum ramai dikunjungi orang seperti sekarang ini, pada tahun 60-70an merupakan tempat pencarian jatidiri manusia. Tempat meditasi dan menenangkan hati. Bahkan, Brumbung sebagai tempat tersebut telah diketahui sejak zaman kekuasaan Kerajaan Majapahit.  Pada saat itu, Brumbung adalah wilayah yang majemuk dari macam-macam unsur, memiliki daya magis tersendiri. Makanya tak salah jika Brumbung menjadi tempat jujugan proses pencarian jatidiri manusia. Namun, fakta ini hanya diketahui oleh sedikit orang.
Karena kerahasiaannya, sehingga hanya orang-orang yang ada di situ dan memiliki pengetahuan batin mumpuni yang mengetahuinya. Sehingga ada anggapan di kalangan orang tua terdahulu jika pikiran penat dan hati mengalami kebimbangan, “Pergilah ke Bukit Brumbung ada tempat baik di sana dan tatalah hatimu di sana.”
Dalam sejarahnya, Kerajaan Majapahit adalah penguasa Wilayah Brumbung. Saat itu Brumbung dipimpin oleh Adipati Brumbung. Pada masa Adipati Brumbung itu, Kerajaan Majapahit mulai kehilangan kekuasaannya. Kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara tersebut berada diambang kehancuran. Selain perebutan kekuasaan, pemberontakan dari berbagai wilayah kekuasaannya, juga mulai berkembangnya ajaran agama islam.
Brumbung sendiri juga sangat dekat dengan perkembangan dan tumbuhnya agama islam di Nusantara. Terutama di tanah jawa pada masa wali sembilan (Wali Songo). Dan secara geografis, Brumbung juga menjadi wilayah persebaran ajaran islam oleh Raden Qosim (Sunan Drajat). Jadi, dalam sejarahnya, sebelum Raden Qosim diangkat menjadi salah satu anggota Wali Songo, diadakan sidang wali di Brumbung. Mereka berkumpul  dan bersinggah di sini untuk mensucikan hatinya dengan berpuasa, tirakat dan menjalankan ritual untuk menata jiwanya.
Di daerah Brumbung, termasuk Drajat adalah tempat berkumpulnya orang-orang hebat dengan rentetan reputasi sejarahnya masing-masing. Selain Adipati Brumbung dan Sunan Drajat tersebut, di Brumbung ada Dewi Sekar Sari (Dewi Wulan atau Dewi Anjani). Dia adalah seorang Dewi  yang mempunyai cinta tapi gagal. Karena itu ada semacam mitos, kalau ada orang yang bercinta di Brumbun maka ikatan cinta tersebut akan kandas sebelum halalnya bercinta (ada ikatan pernikahan).
Di Brumbung juga ada sebuah makam yang sangat dikeramatkan yaitu makamnya Syeh Khafidzah. Karena Syeh Khafidzah adalah selalu tawadzu’ serta menjaga amanah. Dia juga seorang khafid, sebutan orang yang hafal Al-Qur’an. Syeh Khafidzah berperan sebagai orang yang diamanati (menjaga) sejarah lingkup supaya tidak hancur. Selain menjaga keamanan dan kelestarian lingkungan.
Menurut Syeh Khafidzah, seperti diungkapkan oleh Mbah Darmo, salah seorang yang paham dan mengerti tentang Brumbung, sebelum menjadi Brumbung, tempat itu adalah tempat berkumpulnya para wali untuk forum diskusi dan mencari berbagai persoalan keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Brumbung juga  dikenal sebagai sebuah pasar yang ramai. Namun, selang beberapa tahun bersamaan dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit, pasar tersebut mulai sepi serta menjadi hutan belantara.
Brumbung kini
Pada sekitar 11 September  1994, Brumbung baru didirikan.  Tokoh pendiri Brumbung adalah Mbah Kyai Bakir, yang juga pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah (Tabah). Mbah Kyai Bakir yang mempunyai julukan “Singa Pantura”  itu berada di Desa Brumbung atau Tepanas atau Jetis. Di sebut tepanas karena airnya panas. Air pemandian Brumbung selalu tetap ada walaupun kemarau panjang. Karena itu, air pemandian tersebut dapat di sebut sebagai anak dari air Zam-Zam.
Menurut Mbah Darmo, fungsi Brumbung itu tak hanya untuk ketenangan hati dan keteduhan jiwa. Brumbung yang ada tempat sumber air hangat alami tersebut untuk wisata, perkemahan dan tentu saja untuk mandi. Karena sebagian besar masyarakat yang berkunjung ke Brumbun percaya bahwa air hangat tersebut bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti gatal-gatal, stroke.
Dengan mandi air hangat Brumbung juga bisa membuat tubuh menjadi segar dan bugar. Karena itu, pemandian air hangat Brumbung juga dinamakan dengan sebutan pemandian perjaka atau bidadari. Namun, menurut pengakuan Mbah Darmo, ada satu penyakit yang tak bisa disembuhkan dengan mandi di air hangat Brumbung yaitu penyakit lepra. Karena penyakit itu semakin lama semakin parah. Dan tentu saja dengan izin Allah, seperti yang diungkapkan oleh Mbah Darmo.
Saat ini, Brumbung juga digunakan untuk ritual, seperti istighosah. Brumbung juga di gunakan untuk musyawarah mencari kecocokan hati, membahas tentang kesalahfahaman antara Arab dengan Jawa. Pertemuan di Brumbung itu tidak hanya untuk ritual dan pertemuan tertentu. Tapi, semua orang juga bisa berkegiatan di Brumbung, seperti organisasi yang mengadakan kemah atau reunian.
Kini, Brumbung dapat dikatakan sebagai wisata hiburan dan wisata realigi. Wisata hiburan, Brumbung menyediakan air hangat, dan pemandangan yang mempesona. Sedang wisata religi atau yang biasa disebut wisata kalbu, terwujud adanya Makam Syeh Khafidzah. Dengan potensinya, Brumbung layak dijadikan sebagai salah satu wisata andalan di Kabupaten Lamongan.

5 komentar:

  1. Artikel ini mempunyai hak cipta an. SMA Wahid Hasyim Model Sumberwudi Karanggeneng Lamongan

    BalasHapus
  2. dua puluh tahun yang lalu saya pernah situs ini, air panas dan lebatnya pepohonan di bukit brumbun berpadu menjadi pemandangan yang elok. Entah bagaimana kondisinya sekarang? tolong foto-fotonya dong, Mas Faqih

    BalasHapus
    Balasan
    1. http://www.4shared.com/rar/auO6Fpqa/Foto_Kenangan_Kolam__wisata_Mb.html

      Hapus
  3. Sebelum pemandian brumbun itu ada makam diatas tebing itu makam siapa?

    BalasHapus
  4. Saya masih bingung tentang adanya makam syekh khafidz. Setahu saya ada situs pemakaman di sekitar arah utara kurang lebih 100 meter dari lokasi wisata pemandianya dan setiap pada malam jum'at pon selalu ramai jemaat dari karanggeneng. Sebenarnya saya hanya ingin bertanya. Apakah benar makam itu yg di sebut syekh Khafidz tersebut? Dan siapakah sosok syekh ini kalau dilihat dari versi ke mbah R Qosim?

    BalasHapus

Jangan Lupa Komentarya ya